Intip Perjalanan Karier Sosok Multitalenta Titiek Puspa

admin_gie9341w

13/04/2025

5
Min Read

On This Page



Internet dan Informasi


,


Jakarta


– Sosok multitalenta
Titiek Puspa
Akan terus diingat oleh masyarakat. Kepergiannya pada hari Kamis, 10 April 2025 membawa kesedaran yang mendalam bagi
industri hiburan
Di Indonesia, selama mengarungi kehidupannya, Titiek Puspa terkenal dengan sifat rendah hati serta sikap riangnya. Dalam kurun waktu lebih dari enam dasawarsa dalam dunia hiburan, Titiek Puspa telah tumbuh menjadi salah satu ikon berkat karyanya dan capaiannya.

Sudawarti dikenal dengan nama panggungnya Titiek Puspa. Dia dilahirkan pada tanggal 1 November 1937 di desa Tanjung, yang terletak di kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan. Walaupun dia lahir di daerah tersebut, kedua orang tuanya, yaitu Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam, memang berasal dari Pulau Jawa.

Selama hayatnya, Titiek dipandang sebagai individu dengan berbagai kemampuan. Ini tercermin melalui hasil kerjanya yang bervariasi di beberapa bidang pekerjaan seperti penyanyi, pencipta lirik lagu, serta aktris. Dia memasuki dunia hiburan dan secara kontinu menghasilkan kreasi seni sejak awal tahun 1950-an.

Titiek Puspa mulai terjun ke dunia hiburan ketika berumur 14 tahun. Meskipun demikian, dia baru menjalani karir profesionalnya dalam bidang musik usai menjadi pemenang Bintar Radio, sebuah ajang pencarian bakat bernyanyi yang digelar RRI pada tahun 1954. Akan tetapi, sayang sekali, minat dan kemampuan nyanyinya tersebut tak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya.

Rintangan itu pun tak membuat Titiek Puspa putus asa. Dia tetap meneruskan impiannya dengan terus ikut serta dalam bermacam-macam perlombaan nyanyi. Untuk menjaga agar kedua orangtuanya tak tahu, Titiek selalu memakai nama palsu saat turun di ajang kompetisi yang dianjurkan oleh salah satu sahabatnya. Nama sembunyi pilihan dia adalah “Titiek Puspo”. Bagian “Titiek” merujuk pada sapaan dirinya sendiri, sedangkan kata “Puspo” diambil dari nama sang ayah yakni Puspowidjojo. Sampai hari ini nama tersebut masih dipergunakan sebagai nama panggung Titiek Puspa di industri hiburan. Selain itu, ia juga memberikan nama orkestrasi pendamping bernama Puspa Sari.

Karier di Dunia Musik

Lagu “Di Sudut Bibirmu”, “Esok Malam Kau Kujelang”, dan “Indada Siririton” yang dibawakan bersama Tuty Daulay tersedia di format piringan hitam. Ini merupakan debut albumnya melalui label Gembira.

Di pertengahan tahun 1960-an, Titiek dipilih sebagai penyanyi resmi di Okes Studio Jakarta. Tak berapa lama kemudian, dia memilih untuk meninggalkan Orkes Studio Jakarta pada tahun 1962. Kariernya semakin berkembang seiring ia terus menyempurnakan keahlian dan menciptakan lebih banyak lagu.

Melalui kesetiaannya yang tak henti-hentinya dalam menciptakan musik, nama belakangnya pun mulai dikenal luas. Dia meluncurkan album bertajuk “Si Hitam” serta “Pita”, baik dari dua buah ini dirilis tahun 1963 dan setiap album memuat sebanyak 12 lagu. Semua lagu tersebut merupakan ciptaan pribadi Titiek Puspa. Karya-karyanya menjadi lebih disuka banyak orang dan popularitasnya juga semakin naik. Bervariasi macam penghargaan didapatkannya, salah satunya adalah BASF Award (AMI Award) edisi ke sepuluh untuk bidang “Kesetiadaan Lama dalam Industri Musik”.

Lagu-lagu populer

Kupu-Kupu Malam

Setelah dinyanyikan ulang oleh grup musik Peterpan, lagu “Kupu-Kupu Malam” menjadi hits lagi. Ternyata, lagu tersebut merupakan ciptaan Titiek Puspa dan dirilis pertama kali pada tahun 1977. Liriknya menceritakan sudut pandang berbeda tentang kehidupan wanita malam, bukan semata-mata membawa konotasi buruk melainkan juga menyertakan latar belakang yang mempengaruhinya.

Walaupun telah melampaui empat dasawarsa, sampai sekarang lagu itu tetap menjadi salah satu lagu hits yang cukup populer di kalangan masyarakat.

Bing

Lagu “Bing” dibuat oleh Titiek setelah mengetahui berita tentang kematiannya Bing Slamet. Bing Slamet adalah seorang seniman dengan banyak bakat dan juga menjadi panutan bagi Titiek Puspa semenjak dia masih muda.

Bimbi

Pada era 1980-an, Titiek merangkai lirik untuk lagunya “Bimbi”. Karya tersebut menceritakan tentang seorang perempuan pedesaan yang bercita-cita tinggal di perkotaan dengan harapan memperbaiki nasibnya di pusat pemerintahan. Di samping itu, lagu ini juga menyampaikan pesan supaya tak gampang terbuai oleh gaya hidup di kota besar metropolitana.

Dansa Yok Dansa

Lagu ‘Dansa Yok Dansa’ lahir di tahun 1977. Ini adalah undangan untuk menari dan mengubur perasaan sedih yang tengah dialami. Lagu tersebut menjadi hits ketika dinyanyikan kembali oleh para musisi dari generasi berbeda seperti The Rollies dan Glenn Fredly.

Apanya dong

Lagu “Apanya Dong” dikenalkan kepada publik oleh Euis Darliah di tahun 1982. Tak hanya itu, grup band Seurius pun pernah membawa kepopularitasannya melalui interpretasi mereka dalam genre musik metal. Lirik lagunya bercerita tentang pengalaman seorang individu saat tengah menemukan rasa cintanya.

Sumbangan dalam bidang musik untuk anak-anak di Indonesia

Tidak hanya lagu-lagu dengan nuansa cinta dan kehidupan, Titiek Puspa juga banyak menciptakan lagu anak-anak. Beberapa lagu anak-anak ciptaannya adalah “Mari Menabung”, “Kau dan Aku Indonesia”, “Gang Kelinci”, “Cibung Cibung”, dan lain sebagainya. Lagu-lagu tersebut dibuat menyenangkan dan edukatif dengan menyisipkan nilai moral, seperti cinta tanah air, sopan santun, kasih sayang, dan lain sebagainya.

Sebagai kontribusinya untuk musik anak Indonesia, Titiek membuat grup vocal pada tahun 2014 yang bernama Duta Cinta. Duta Cinta terdiri dari 10 anak yang berasal dari berbagai latar belakang. Grup vokal ini tampil di drama musikal Pesta Sahabat yang disiarkan di RTV pada tahun 2017.

Seni Teater/Operet

Di luar kesenian musik, Titiek juga aktif dalam dunia teater dengan menyutradarai berbagai operet. Opera ini tergolong sebagai bentuk sederhana dari teater musikal. Salah satunya yang cukup dikenal adalah Papiko (Persatuan Artis Pop Ibu Kota) di tahun 1972. Terdapat pula karya-karyanya lain seperti Kupu-Kupu, Semut Merah Semut Hitam, serta Cinta Indonesia, antara lain.

Aktris Film

Di luar keberhasilannya di bidang musik dan opera, Titiek pun mencapai kesuksesan dalam dunia akting. Bukti nyata akan hal itu dapat dilihat dari berbagai macam judul film tempat dia tampil serta karakter yang berhasil dimainkannya.

Titiek Puspa memasuki industri perfilman sebagai aktris utama lewat film “Minah Gadis Dusun” di tahun 1965. Dia kemudian membintangi sejumlah karya layar lebar yang cukup dikenang, termasuk “Di Balik Tjahaja Gemerlapan”, “Pemburu Mayat”, “Bing Slamet Setan Jalanan”, serta “Inem Pelayan Sexy”. Terdapat juga film lainnya bernama “Ini”. Di samping itu, dalam proyek film bertajuk “Apanya Dong,” dimana dia turut ambil bagian, Titiek Puspa menciptakan soundtrack serupa dengan nama lagu yaitu “Apanya Dong.”

Penulis naskah

Selanjutnya, di luar kesuksesannya di bidang peran, Titiek juga berhasil menjadi seorang penulis skenario. Debutnya sebagai penulis terjadi pada tahun 1947 melalui karya pertamanya yang berjudul “Bawang Putih”. Kemudian, ia mengikuti jejak tersebut dengan menulis untuk film “Gadis” pada tahun 1980.


Laili Ira serta Annisa Firdausi juga turut ambil bagian dalam pemberitaan ini.


AL ANSHARI

Related Post

Leave a Comment